Pertemuan ini membahas kondisi Bendungan Suplesi Radda dan penanganan dampak pascabencana banjir serta tanah longsor yang kerap melanda Kabupaten Luwu dalam dua tahun terakhir.
Bupati Luwu, H. Patahudding, menyampaikan bahwa Bendungan Suplesi Radda di Desa Kurrusumanga, Kecamatan Belopa, tidak lagi berfungsi akibat perpindahan alur Sungai Salu Suso di hulu bendungan.
Hal ini menyebabkan 1.000 hektare lahan irigasi di empat desa, yaitu Kasiwiang, Cakkeawo, Malela, dan Cimpu Utara, tidak dapat dialiri air selama dua musim panen.
“Kami tidak ingin masyarakat terus menderita kerugian. Melalui rapat ini, kami berharap BBWS Pomjen dapat membantu penanganan masalah ini,” tegas Patahudding.
Ia juga memastikan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu telah menyiapkan langkah strategis jangka pendek untuk menyediakan pasokan air agar masyarakat dapat kembali mengelola sawah.
Menanggapi hal tersebut, Kepala BBWS Pomjen, Dr. Suryadarma Hasyim, menyatakan kesediaannya untuk menampung aspirasi Pemkab Luwu.
“Insya Allah, hasil rapat koordinasi ini akan kami tindaklanjuti dan berupaya mencari solusi terbaik,” ujar Suryadarma.
Pertemuan ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat Pemkab Luwu, antara lain Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Ir. Ikhsan Asaad, ST, MT, CCMS; Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda), Dr. Arsal Arsyad; serta Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Dts. Muh Rudi, M.Si.
Dengan langkah strategis yang direncanakan, diharapkan pasokan air untuk lahan pertanian di empat desa dapat segera dipulihkan, sehingga masyarakat tidak lagi mengalami kerugian ekonomi akibat gagal panen.(*)






