ADV 300x250 KS

Header Kominfo

 


Keluarga Mendesak Polisi Mengungkap Semua Pelaku "Mahasiswa di Palopo Dikeroyok Lima Orang, Rahang Retak"

Reporter ITE '
Selasa, 11/25/2025 WIB Last Updated 2025-12-12T16:38:59Z

GAMBAR ILUSTRASI


INFO TERKINI, PALOPO — Malam di Jalan Yogi S. Memed, Kelurahan Songka, itu seharusnya berjalan seperti biasa. Namun pada Senin (24/11/2025) sekitar pukul 21.30 WITA, denting suara gaduh berubah menjadi teriakan kesakitan seorang mahasiswa. Di salah satu sudut pemukiman padat itu, Andi Alquais (21), tersungkur setelah dikeroyok sekelompok orang. Rahangnya remuk. Darah bercampur tanah.


Hingga siang keesokan harinya, Polres Palopo baru menangkap satu orang, Andi Yahya (44), tukang batu yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian. Empat nama lain masih gelap.


Kepolisian menyebut kasus ini berawal dari keresahan warga. Kasat Reskrim Polres Palopo, Iptu Sahrir, mengatakan bahwa pelaku merasa terganggu dengan aktivitas korban dan rekan-rekannya yang dianggap berisik hingga larut malam.


“Pelaku merasa terganggu… namun teguran itu tidak diterima dengan baik oleh korban,” kata Sahrir.


Tetapi cerita korban jauh berbeda. Terbaring lemah di RS Mega Buana Palopo, Alquais merinci kejadian itu dengan suara yang hampir tak terdengar.


“Ada lima orang. Satu memukul saya, dua memegang tangan saya, dua lainnya berjaga di pintu,” ujarnya.


Pernyataan itu membuka babak baru: bukan satu, tapi lima orang. Bukan perselisihan spontan, melainkan pengeroyokan terstruktur.


Dugaan adanya perencanaan menjadi fokus keluarga. Zain, salah satu kerabat, tak menutupi kekecewaannya terhadap gaya penanganan polisi.


“Kami harap polisi tidak hanya menangkap satu orang. Cara mereka datang, berbagi peran… ini bukan kejadian spontan,” kata Zain.


Jarak antara kejadian dan penangkapan hanya menyisakan satu nama yang ditetapkan sebagai pelaku. Empat lainnya masih hilang di balik diamnya lorong-lorong Songka. Keterlambatan itu menambah curiga keluarga: apakah ada pelaku yang sengaja dibiarkan?


Paman korban, Zainuddin, mengeluarkan pernyataan paling keras. Nada suaranya mengeras saat menyebut kasus ini sebagai aksi brutal.


“Ini bukan insiden biasa. Ini pengeroyokan terencana dan sadis,” ujarnya.


“Baru satu pelaku ditangkap, empat lainnya masih bebas. Keluarga menuntut keseriusan dan profesionalisme Polres Palopo.”


Desakan keluarga kini mengarah ke Aparat Penegak Hukum (APH) agar:


Mengungkap seluruh pelaku pengeroyokan


Memastikan tidak ada nama yang dilindungi


Mengedepankan penanganan yang cepat, profesional, dan transparan


Di tengah publik yang semakin kritis, penanganan perkara ini menjadi ujian bagi Polres Palopo. Kasus dengan luka parah, dugaan pengeroyokan, hingga indikasi perencanaan memerlukan langkah cepat. Setiap kelambatan membuka ruang spekulasi dan meruntuhkan kepercayaan yang hampir selalu rapuh di mata masyarakat.


Sementara itu, di ruang perawatan rumah sakit, Alquais masih menunggu keadilan. Rahangnya retak, tetapi ingatannya jernih. Ia tahu persis siapa yang datang malam itu dan ia yakin mereka bukan datang untuk sekadar menegur.


(Tim/Red)



Komentar

Tampilkan

  • Keluarga Mendesak Polisi Mengungkap Semua Pelaku "Mahasiswa di Palopo Dikeroyok Lima Orang, Rahang Retak"
  • 0

Update Terkini

Iklan 728x90 KOMINFO AD