ADV 300x250 KS

Header Kominfo

 


Krisis Vaksin di Luwu : Bayi-Bayi Terancam Tanpa Perlindungan Kesehatan Akibat Kosongnya Stock Vaksin di Puskesmas...

Reporter ITE '
Selasa, 3/18/2025 WIB Last Updated 2025-12-12T16:31:24Z


KABUPATEN LUWU, INFO TERKINI-Dua bulan tanpa imunisasi! Bayi-bayi di Kabupaten Luwu terancam tanpa perlindungan kesehatan akibat kosongnya stok vaksin di puskesmas dan posyandu. Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar: Sejauh mana keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu dalam menjamin kesehatan generasi penerus?


Krisis ini mencoreng wajah Pemkab Luwu yang seharusnya menjadikan kesehatan sebagai prioritas utama. Vaksin yang seharusnya melindungi bayi dari berbagai penyakit mematikan, seperti TBC, polio, dan hepatitis B, justru tak tersedia. Harapan orang tua untuk memberikan perlindungan terbaik bagi buah hati mereka pun pupus di tengah kelalaian pemerintah.


Jumardi, Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Luwu Raya, menjadi saksi langsung betapa kacaunya situasi ini. Saat membawa cucunya yang berusia dua bulan ke Posyandu Desa Tanarigella, Kecamatan Bua, ia justru mendapati fakta pahit: tidak ada vaksin BCG, Polio Tetes 1, DPT-HB-Hib 1, hingga PCV 1 yang seharusnya diberikan pada usia tersebut.


"Saya dijanjikan vaksin bulan Maret setelah sebelumnya tidak tersedia di bulan Februari. Tapi sekarang tetap kosong! Bayangkan, bayi-bayi ini harus menunggu sampai kapan? Kesehatan mereka yang dipertaruhkan!" ujarnya dengan nada kecewa.


Kelangkaan ini tidak hanya berdampak pada cucu Jumardi, tetapi juga ratusan bayi lainnya di Luwu yang kini kehilangan hak mereka untuk mendapatkan imunisasi tepat waktu.


Ketika vaksin tidak tersedia, bahaya besar mengintai. Tanpa imunisasi, bayi menjadi rentan terkena penyakit seperti difteri, campak, tetanus, hingga meningitis. Apakah Pemkab Luwu menunggu wabah terjadi baru bertindak?


"Kalau stok habis, yang dirugikan adalah anak-anak. Jangan sampai terjadi lonjakan kasus yang seharusnya bisa dicegah!" tegas Jumardi.


Ketidakpastian ini juga berimbas pada jadwal imunisasi. Penundaan yang terus berulang bisa menyebabkan kekacauan dalam sistem kesehatan. "BCG itu vaksin wajib! Seharusnya pemerintah sudah mengantisipasi. Ini sangat memprihatinkan!" lanjutnya.


Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Luwu, Dr. Rosnawari, memilih diam. Pesan yang dikirim melalui WhatsApp hanya dibaca tanpa jawaban. Ia beralasan sedang rapat di Makassar dan mengarahkan ke Jumiati, penanggung jawab farmasi. Namun, Jumiati pun tak merespons panggilan telepon.Kata Jumardi pada media ini. Selasa (18/3) 


Sikap bungkam ini kian memperjelas lemahnya kepedulian Pemkab Luwu terhadap kesehatan bayi. Di saat nyawa anak-anak menjadi taruhannya, para pemangku kebijakan justru memilih diam!


Petugas Posyandu di Desa Tanarigella hanya bisa mengelus dada. Sudah berbulan-bulan mereka harus menghadapi kekecewaan para orang tua yang datang dengan harapan mendapatkan vaksin untuk anak mereka, tetapi pulang dengan tangan hampa.


"Kami hanya bisa menjelaskan bahwa vaksinnya kosong. Kami sendiri juga tidak tahu kapan akan datang," ujar salah seorang petugas yang enggan disebut namanya.


Di tengah ketidakpastian ini, satu hal yang jelas: krisis vaksin di Luwu adalah alarm bahaya! Jika tidak segera ditangani, akan ada generasi bayi yang tumbuh tanpa perlindungan kesehatan yang semestinya. Pemkab Luwu, mau sampai kapan diam?


Hingga berita ini diterbitkan Pihak Pemkab Luwu belum ada konfirmasi. Namun awak media ini teru melakukan konfirmasi dan klarifikasi guna Keberimbamgan pemberitaan selajutnya. 


Sumber : JAS

Editor : Sulaiman


Komentar

Tampilkan

  • Krisis Vaksin di Luwu : Bayi-Bayi Terancam Tanpa Perlindungan Kesehatan Akibat Kosongnya Stock Vaksin di Puskesmas...
  • 0

Update Terkini

Iklan 728x90 KOMINFO AD