Gowa, Sungguminasa, Minggu, 30 Maret 2025 – Babak baru dalam perjalanan hukum tersangka R, seorang perempuan yang dituduh membunuh suaminya, kini memasuki medan pertempuran di ruang sidang. Dengan menggandeng 14 advokat dari Koalisi Keadilan untuk Perempuan, R menuntut keadilan melalui praperadilan di Pengadilan Negeri Gowa, mempertanyakan keabsahan penangkapan dan alat bukti yang digunakan penyidik dalam perkara ini.
Sidang ini bukan sekadar pertarungan hukum biasa. Ini adalah upaya melawan sistem yang dituding lalai dalam menegakkan keadilan. Tim kuasa hukum R bersikeras bahwa proses hukum yang dijalani klien mereka penuh dengan kejanggalan dan sarat dengan pelanggaran hak asasi manusia.
Ratna Kahali SH, salah satu kuasa hukum R, dengan suara lantang menyatakan, “Ini adalah kasus yang dipaksakan! Klien kami menjadi korban dari sebuah proses hukum yang tendensius. Dua alat bukti yang diajukan penyidik tidak cukup untuk menetapkan R sebagai tersangka. Dia tidak pernah membunuh suaminya! Rumah Sakit Muhammadiyah Jalan Aroepala Gowa telah mengonfirmasi bahwa penyebab kematian suaminya adalah serangan jantung, bukan kekerasan!”
Sementara itu, Mulyarman D SH menambahkan bahwa mereka tidak akan mundur selangkah pun dalam memperjuangkan hak R. “Kami yakin dengan permohonan praperadilan ini. Kami percaya pengadilan akan berpihak pada kebenaran, bukan pada dugaan yang dipaksakan,” tegasnya.
Masyarakat menanti dengan penuh ketegangan. Kasus ini telah menarik perhatian luas, menjadi perbincangan di berbagai lapisan sosial. Pengadilan dijadwalkan akan mendengarkan argumen dari kedua belah pihak, dan putusan yang akan diambil bisa menjadi titik balik yang menentukan nasib R.
Gugatan praperadilan telah diregistrasi secara resmi melalui aplikasi e-Court Pengadilan Negeri Sungguminasa dengan nomor registrasi PN SGM-67E535EG6927F. (Red)
